Apakah Minyak
Bumi itu ?
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering
menggunakan sumber energi sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin,
minyak tanah, minyak diesel, solar LPG, lilin dsb. Bahan-bahan tersebut
diperoleh dari minyak bumi.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses
pelapukan jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak
berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas
dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat
banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga
jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan
dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini
kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan
tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan
gas alam tersebut.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan
waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (anrenewable). Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat
serta kurang menarik seperti pada contoh ini. Minyak bumi baru dapat digunakan
sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai produk-produk lain setelah
melalui proses pengolahan
Pada umunya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan
yang tidak berpori dalam pergerakannya ke atas . Hal ini menjelaskan mengapa
minyak bumi juga di sebut Petroleum . (Petroleum berasal dari bahasa Latin
‘petrus’ artinya batu dan ‘oleum’ artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi
atau petroleum ini, dilakukan pengeboran
2.1.
Komponen apa saja yang ada pada minyak
bumi
Komponen minyak bumi (minyak mentah) antara lain 84%
Karbon, 14% Hidrogen, 1-3% Belerang, Perkembangan Peradaban Manusia Setelah
Ditemukan Minyak Bumi. Bumi terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu dan
merupakan bagian dari proses terjadinya alam semesta. keadaan permukaan bumi
600 juta tahun yang lalu ketika mulai ada bentuk bentuk kehidupan berupa
binatang dan tumbuh – tumbuhan bersel tunggal.
Pada
masa mesozoikum (200 juta) tahun yang lalu Reptilia raksasa seperti Dinosaurus
mulai terdapat di permukaan bumi pada masa paleoson ( 69 juta tahun yang lalu )
menyusul seperti Badak Raksasa, Ikan Paus dan Gajah Raksasa berkembang dengan
pesat. Pada masa Pleistosan Manusia purba menyusul sebagai
penghuni Permukaan bumi dengan menggunakan perkakas berburu yang Primitive dan
menghuni gua – gua dan gubuk – gubuk sederhana Dalam cara hidup demikian ,
hanya yang terkuat akan mampu bertahan.
Pada
zaman sebelum masehi peradaban manusia mulai Berkembang. Piramida – Piramida , benteng – benteng serta perumahan mulai Dibangun Minyak
bumi yang merembes ke permukaan tanah di gunakan untuk penerangan sebagai obat
dan juga sebagai penolak bala. Revolusi pada abad ke 19 di mungkinkan karena
batubara dan tenaga listrik yang berasal dari tenaga air mulai dimanfaatkan
sebagai sumber energy. Setelah Kolonel
Drake menemukan minyak untuk pertama kalinya di Pennsylvania, USA. Pada tahun
1859 , seluruh dunia dilanda demam pencarian minyak.
Pada
tahun 1885 Ziklker berhasil menemukan minyak di Telaga Said Sumatera Utara. Sejak di temukannya , minyak bumi mulai memegang peranan utama sebagai sumber
energi dalam mempercepat perkembangan Industrialisasi dan transportasi yang
mengantar dunia pada kehidupan Modern. Sejarah mencatat bahwa minyak dan Gas
bumi sebagai sumber daya energi merupakan pendukung utama atas keberhasilan
manusia untuk mencapai suatu taraf kehidupan modern dengan segala kenyamanan
dan kemewahannya. Di seluruh dunia minyak berperan dalam menerangi rumah –
rumah, melumasi mesin – mesin, menggerakkan kendaraan – kendaraan serta tidak
ternilai kegunaannya dalam bidang kesenian , manufaktur dan Kehidupan sehari –
hari. Selain sebagai sumber energi minyak dan gas bumi memiliki nilai tambah
dan masih tetap berperan penting dalam mendukung peradaban manusia Di masa yang
akan datang . Bila penggunaan minyak dan gas bumi pada khususnya serta sumber
daya energi lainnya pada umumnya dilakukan secara bertanggung jawab maka kita
akan dapat tetap menikmati lingkungan yang aman , nyaman dan menyenangkan.
Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya energi yang tidak terbarukan Perlu di
hemat dan di versifikasikan energi perlu di galakkan Pengusahaan dan
pemanfaatan minyak serta sumber daya energi lainnya secara tidak bertanggung
jawab dan pembuangan Limbah secara sembarangan , akan mengakibatkan pencemaran
yang merupakan awal malapetaka yang dasyat, berupa musnahnya semua bentuk
kehidupan dari permukaan bumi. Apabila sekarang kita tidak dapat menggunakan
lagi , maka kita akan mengalami kemunduran satu siklus peradaban.
2.2.
Bagaimana para ahli menemukan lokasi
minyak bumi
Awalnya, para ahli menggunakan
petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi biasanya di temukan di bawah permukaan yang berbentuk kubah. Lokasi
bias di darat yang dulunya lautan dan di Lepas Pantai. Mereka kemudian
melalukan survey seismic untuk menentukan struktur batuan di bawah permukaan
tersebut . Selanjutnya , mereka melalukan pengeboran kecil untuk menentukan ada
tidaknya minyak. Jika ada, maka di lakukan beberapa pengeboran untuk
memperkirakan apakah jumlah minyak bumi tersebut ekonomis untuk di ambil atau
tidak .
Pengeboran untuk mengambil minyak bumi dan gas alam dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu :
- Survei
seismic. Para
ahli membuat ledakan kesil dipermukaan. Ledakan akan menimbulkan gelombang
sentakan , yang akan di pantulkan kembali oleh setiap lapisan bebatuan .
Pantulan tersebut di tangkap oleh sensor dan di analisis dengan bantuan di
bawah permukaan tersebut.
- Eksplorasi
minyak. Melakukan
proses pemboran dan produksi walaupun dengan resiko biaya yang relatip mahal.
- Memasang jalur pipa dan memompa minyak dan gas alam ke Gathering Station
- Minyak bumi dan gas alam di bawa ke kilang minyak (refinery) untuk di olah .
2.3. Pengolahan
Minyak Bumi
Minyak
bumi di temukan bersama sama dengan gas alam. Minyak Bumi yang telah di
pisahkan dari gas alam di sebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah
dapat di bedakan menjadi :
-
Minyak Mentah Ringan (light crude oil)
yang mengandung kadar logam dan belerang rendah , bewarna terang dan bersifat
encer (viskositas rendah).
-
Minyak Mentah berat (heavy crude oil)
yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi
sehingga harus di panaskan agar meleleh.
Minyak
mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan
sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatic, dan senyawa anorganik.
Meskipun kompleks , namun terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen –
komponennya , yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini di
sebut distilasi bertingkat . Selanjutnya untuk mendapatkan produk akhir sesuai
yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah
lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan perngotor dalam fraksi, dan
pencampuran fraksi.
1. Distilasi Bertingkat.
Dalam
proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak di pisahkan menjadi komponen –
komponen murni, melainkan ke dalam fraksi – fraksi, yakni kelompok–kelompok
yang mempunyai kisaran titik didih tertentu . Hal ini di karenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer – isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi
bertingkat ini di jelaskan sebagai berikut :
- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu -600ºC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian di alirkan ke bagian bawah menara distilasi.
- Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat – pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang di lengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin . Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair . Zat cair yang di peroleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas menara.
Sebagian
fraksi dari menara distilasi selanjutnya di alirkan ke bagian kilang minyak
untuk proses konversi. Untuk setip barel minyak mentah, kilang minyak dapat
menghasilkan sekitar 57% bensin; 38% bahan baker diesel, bahan bakar jet,
kerosin dan minyak baker, 4% LPG, dan sisanya residu padat.
2. Proses konversi.
Proses
konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon , yang bertujuan
untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan
pasar . Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi,
maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah / dikonversi menjadi fraksi
rantai pendek . Demikian pula, sebagian besar fraksi rantai lurus harus di
konversi menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic dibantingkan rantai
lurus .
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :
- Perekahan (cracking). Perekahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil. Contohnya , perekahan fraksi minyak ringan / beratmenjadi fraksi gas, bensin, kerosin , dan minyak solar/diesel.
- Reforming. Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic. Sebagai Contoh , komponen rantai lurus (C3-C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatic.
- Alkilasi. Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.Contohnya penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi bensin.
- Coking. Coking adalah proses perekahan fraksi residu padat menjadi minyak baker dan hidrokarbon intermediate (produk antara). Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). (Kokas di gunakan di industri aluminium sebagai electrode untuk ekstraksi logam Al).
3. Pemisahan pengotor dalam Fraksi.
Fraksi-fraksi
mengandung berbagai pengotor antara lain senyawa organic yang mengandung
S,N,O;air;logam;dan garam anorganik. Pengotor dapat di pisahkan dengan cara
melewatkan fraksi melalui :
- Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
- Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
- Scrubber, yang berfugsi untuk memisahkan belerang / senyyawa belerang.
4.
Pencampuran Fraksi.
Pencampuran
fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang di inginkan .
Sebagai contoh:
- Fraksi bensin di campur dengan hidrokarbon rantai bercabang / alisiklik / aromatic dan berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi minyak pelumas di campur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia .
Selanjutnya
produk-produk ini siap di pasarkan ke berbagai tempat , seperti pengisisan
bahan bakar dan industri petrokimia.
2.4. Kegunaan
Minyak Bumi.
Kegunaan
fraksi – fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya
seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya.
a. Gas.
Umumnya
gas terdiri dari campuran metana, etana , propane atau isobutana, campuran gas
ini kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan diperdagangkan dengan nama LPG
(Liquipied Petroleum Gas ). Gas yang terdapat dalam LPG umumnya campuran
propane, butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas dalam botol-botol baja
yang beratnya 15 kg,dan dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga.
b. Bensin.
Bensin
diperoleh sebagai hasil destilasi pada suhu 70-140. bensin banyak digunakan
sebagai bahan bakar mobil dan motor.
c. Napta.
Napta
dikenal sebagai bensin berat, dan diperoleh sebagai hasil destilasi yang
mempunyai trayek titik didih antara 140-180. Napta digunakan sebagai bahan
dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa kimia yang lain misalnya : etilena dan
senyawa aromatik yang sering digunakan untuk zat aditif pada bensin.
d. Kerosin.
Kerosin
mempunyai trayek didih antara 180-250. dalam kehiduan sehari-hari, kerosin
diperdagangkan dengan nama minyak tanah.
e. Minyak Diesel.
Minyakm
diesel mempunyai trayek titik didih 25-350°C minyak diesel dipergunakan sebagai
bahan bakar pada motor-motor diesel.
f.
Fraksi
yang menghasilkan minyak pelumas.
Paraffin
cair dan padat, teristimewa terdapat di Sumatera dan Kalimantan, paraffin
dipergunakan sebagai bahan bakar.
g. Residu.
Residu
yaitu zat-zat yang masih tertinggal dalam ketel. Menghasilkan petroleumasfalt
yang dipakai pada konstruksi jalan.
2.5. Mutu Bensin
Bensin
teristimewa yang berisi alkana berantai lurus ternyata kurang baik dipakai
sebagai bahan bakar motor, karena bensin tersebut berkompresi tinggi, sehingga
menyebabkan knocking/ketukan pada mesin, ketukan tersebut menyebabkan mesin
sangat bergetar dan menjadi sangat panas, sehingga merusak motor. Tetapi
menggunakan bahan bensin alkana bercabang, misalnya isooktana, peristiwa
knocking akan berkurang, untuk menyatakan mutu bensin dipergunakan istilah
bilangan oktana. sebagai contoh bensin standar yang terdiri dari campuran angka
oktan 100. bila kerja suatu bensin sama dengan untuk kerja campuran 80%
isooktana dan 20% normal heptana, maka angka oktannya bensin itu adalah 80.
Bensin
mobil yang diperdagangkan di Indonesia adalah premium yang memilki bilangan
oktana 80, dan bensin super memiliki bilangan oktana 98, untuk meningkatkan
mutu bensin dilakukan dengan mencampurkan senyawa-senyawa tertentu pada bensin
itu misalnya; tetra etil lead (TEL), ketika terbakar senyawa TEL cenderung
bersenyawa dengan radikal karbon bercabang, hal ini memperlambat proses kerja
letupan, agar lebih efisien. Untuk menghindari akumulasi Pb dalam silinder
piston, maka ditambah 1,2 dibroma etana; (CH2BrCH2Br), zat ini dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa PbBr2 yang mudah menguap. Senyawa timbal ini
di udara sangat berbahaya, karena jika masuk dan berkumpul di dalam tubuh dapat
menyebabkan anemia, sakit kepala, atau perusakan pada otak, yang dapat
menyebabkan kebutaan/kematian. Agar kadar PbBr2 tidak terlalu tinggi, harus
diusahakan tidak menggunakan zat antiknock sebagai gantinya digunakan senyawa
hidrokarbon baik aromatik/alifatik. Dari berbagai Pengamatan diketahui bahwa
pemakaian hidrokarbon jenuh dengan katalis ALCL3 dan H2SO4 dapat menghasilkan
hidrokarbon bercabang yang tidak terlalu banyak menimbulkan pencemaran
lingkungan.
Dampak Pembakaran
Bensin Yang Tidak Sempurna Terhadap Lingkungan.
Pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang
dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan
partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran
lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia
karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah
mengikat oksigen menjadi menurun.
Langkah – langkah
mengatasi dampak dari pembakaran bensin :
- Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb.
- Penggunaan EFL (Electronic Fuel Injection) pada system bahan baker.
- Penggunaan converter katalik pada system buangan kendaraan.
- Pengijauan atau pembuatan taman dalam kota.
- Penggunaan bahan baker alternative yang dapat di perbaharui dan yang lebih ramah lingkungan , seperti tenaga surya dan sel bahan baker (fuel cell).
2.6. Industri
Petrokimia.
Industri
Petrokimia adalah industri yang memproduksi bahan-bahan kimia dengan cara
derivatisasi bahan baku minyak bumi, gas alam, serta residu minyak bumi secara
komersial.
Beberapa industri
lanjutan yang sangat erat hubungannya dengan Petrokimia ;
- Industri plastik
- Industri serat sintetis
- Indsutri bahan pelumas
- Industri pertisida
- Industri pembuat Pelarut
Bahan
dasar bagi industri Petrokimia :
- Jenis paraffin dan olefin, seperti hidrokarbon dengan jumlah atom (1,2,3 dan 4) pembuatan asam asetat, karet dan fiber.
- Jenis aromat (hidrokarbon aromatik) benzena, pembuatan plastik, penol dan karet.
Beberapa
contoh proses kimia yang diterapkan pada industri pertokimia :
- Alkilasi, yaitu penambahan gugus alkil pada suatu bahan induk, misalnya bahan dasar detergen.
- Dealkilasi, penghilangan gugus alkil, misalnya pembuatan kapur barus (naftalen) dari minyak bumi.
- Dehidrasi, penghilangan gugus H2O, misalnya pembuatan eter dan alcohol.
- Eterifikasi, pembuatan senyawa ester, misalnya pembuatan etil asetat, vinil asetat.
- Polimerisasi, pembentukan polier dari bahan yang lebih sederhana, misalnya pembuatan plastik / karet sintetis.
2.7. Gas
alam.
Gas
alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan
di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang
kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari
bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas
dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan.
Komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon
rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul
hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana
(C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga
merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana
adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas
ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang
berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi
karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke
udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk
hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian
(diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara
berturut-turut).
Komponen %.
Metana
(CH4) 80-95.
Etana
(C2H6) 5-15.
Propana
(C3H8) and Butane (C4H10) <>.
Nitrogen,
helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga
terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil.
Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Campuran
organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas
yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan
dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa
dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna
akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat
terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri
sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernafasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan. Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya
yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari
udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia
berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat
mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang
berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas alam
terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang
lebih ringan, dan konsentrasi yang diluar rentang 5 - 15% yang dapat
menimbulkan ledakan. Kandungan energy. Pembakaran satu meter kubik gas alam
komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).
Sampai disini dulu.....Semoga bermanfaat......Wassallam.
PBDHYP4W3PUU
Anda Telah Membaca artikel Perkembangan Teknology Oil and Gas, Baca Juga Artikel Berikut
|
Kang Astrajingga